Sejarah Imlek, Perayaan Tahun Baru China | Garda Bhakti Nusantara

Sejarah Imlek, Perayaan Tahun Baru China


  19 January 2023
  Diposting oleh : indri


Sejarah Imlek, Perayaan Tahun Baru China

Tahun Baru Imlek akan hadir dalam beberapa hari ke depan. Pemerintah Indonesia telah mengumumkan bahwa Tahun Baru Imlek dirayakan pada 22 Januari 2023. Lantas adakah cuti Hari Imlek 2023?


Berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) yang telah ditandatangani Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 1066 Tahun 2022, Nomor 3 Tahun 2022 dan Nomor 3 Tahun 2022 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2023, terdapat beberapa hari libur pada Januari 2023.


Selain tanggal merah Tahun Baru Imlek 2574 Kongzili pada 22 Januari 2023, pemerintah juga telah menetapkan cuti bersama Tahun Baru Imlek 2023 yakni pada Senin, 23 Januari 2023.


Sejarah Perayaan Imlek


Awal mula berlangsungnya Imlek atau Tahun Baru China diyakini terjadi pada zaman Dinasti Shang pada 1600-1046 sebelum masehi (SM), sekitar 3500 tahun lalu. Di zaman itu, orang-orang mengadakan upacara pengorbanan sebagai bentuk menghormati dewa dan leluhur yang dilakukan setiap awal serta akhir tahun. Momentum tersebut juga menjadi ritual untuk mempersembahkan korban kepada leluhur atau dewa, sekaligus menyembah alam sambil memberkati hasil panen pada pergantian tahun.

Masih berlatar era Dinasti Shang, sejarah Imlek turut diwarnai dengan cerita legenda terkait serangan monster bernama Nian. Nian digambarkan berupa monster kejam bergigi taring, pemakan hewan ternak, hasil bumi, sampai manusia. Sosok Nian juga dianggap seperti 'monster tahunan' yang selalu menyerang kehidupan manusia setiap malam tahun baru. 
Salah satu cara untuk mencegah serangan Nian yang menghancurkan harta benda, warga rela menghidangkan beberapa makanan di setiap pintu rumah untuk Nian.


Konon, menurut nasihat leluhur, monster Nian takut dengan suara keras (petasan) dan hal-hal berwarna merah. Oleh sebab itu, orang-orang mulai memasang lentera merah dan gulungan kertas merah di setiap jendela serta pintu rumah mereka untuk mencegah Nian masuk. Lalu, ada juga bambu bakar atau sekarang diganti dengan petasan untuk menakut-nakuti Nian. Hal ini dipercaya membuat Nian tidak pernah muncul lagi.

Berlanjut ke era Dinasti Han pada 202 SM - 220 M, perayaan Imlek semakin populer. Salah satu tradisi yang paling dikenal kala itu adalah membakar bambu untuk membuat suara retakan yang keras. Di tahun ini juga, Dinasti Han menetapkan tanggal Tahun Baru China atau Festival Musim Semi berdasarkan kalender Lunar Tiongkok.

Rangkaian festival Imlek mulai bervariasi, khususnya ketika memasuki era Dinasti Wei dan Jin (220-420). Ritualnya tidak hanya upacara pengorbanan pada leluhur, melainkan ada kegiatan membersihkan rumah, makan bersama, sampai acara hiburan. Kegiatan Tahun Baru Imlek justru semakin meriah pada era Dinasti Tang hingga Qing karena kemakmuran ekonomi.

Berlanjut ke era Dinasti Han pada 202 SM - 220 M, perayaan Imlek semakin populer. Salah satu tradisi yang paling dikenal kala itu adalah membakar bambu untuk membuat suara retakan yang keras. Di tahun ini juga, Dinasti Han menetapkan tanggal Tahun Baru China atau Festival Musim Semi berdasarkan kalender Lunar Tiongkok. Rangkaian festival Imlek mulai bervariasi, khususnya ketika memasuki era Dinasti Wei dan Jin (220-420). Ritualnya tidak hanya upacara pengorbanan pada leluhur, melainkan ada kegiatan membersihkan rumah, makan bersama, sampai acara hiburan. Kegiatan Tahun Baru Imlek justru semakin meriah pada era Dinasti Tang hingga Qing karena kemakmuran ekonomi.


Awalnya, orang-orang mulai mengadakan upacara pengorbanan untuk menghormati dewa dan leluhur pada awal atau akhir setiap tahun. Namun kini, perayaan Imlek sudah berkembang dan ada sejumlah adat istiadat yang sudah ditinggalkan. Adapun untuk di Indonesia, perayaan Imlek bermula dari kedatangan orang China ke Asia Tenggara pada abad ke-3 Masehi. Pada masa itu, orang-orang China bermigrasi ke berbagai wilayah di Asia Tenggara untuk berdagang, salah satunya ke Nusantara. Kedatangan orang China akhirnya berdampak pada perkembangan sistem kongsi, teknik kemaritiman, sistem moneter, teknik produksi, dan budidaya berbagai komoditas di Indonesia seperti gula, padi, tiram, udang, gara, dan lain-lain. Migrasi orang China ke Nusantara di awal Masehi ini pun turut membawa budaya perayaan Imlek ke tengah masyarakat.


Kami Segenap Tim GBN Mengucapkan Selamat Hari Raya Imlek Tahun 2023, Semoga Kesejahteraan, Kemakmuran Senantiasa Mengaruniai Sepanjang Tahun.

KOMENTAR



0 Komentar

© 2017 Garda Bhakti Nusantara All rights reserved | Develop By Garda Bhakti Nusantara